Jakarta, RifanFinancindo - Tinggal di lereng gunung berapi aktif atau Kawasan Rawan Bencana (KRB) memang memiliki risiko tersendiri. Kehidupan yang sudah dibangun belasan bahkan puluhan tahun bisa saja dalam sekejap ditelan lahar dan awan panas.
Tak ada yang bisa memprediksi waktu dan kondisi magma mulai bergerak ke leher gunung.
Tak terkecuali bagi para penduduk Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem seperti Nyoman Tuktuk.
Sudah beberapa hari terakhir Nyoman terpaksa mengungsi karena rumahnya ada di zona bahaya Gunung Agung. Ia mulai mencari perlindungan karena sudah beberapa kali merasakan gempa ketika berada di rumah.
"Sudah terasa gempa, takut saya," kata Nyoman saat ditemui CNNIndonesia[.]com di Gedung Serbaguna Mansun, Rabu (27/9).
Nyoman bukannya tak paham rumahnya terletak di zona bahaya. Hanya saja dia tak berkeinginan pindah ke daerah lain yang lebih aman. Alasannya adalah karena orang tuanya berasal dari Desa Tiyingtali.
"Enggak mau meninggalkan desa, orang tua dari situ. Kalau keadaan saya enggak bisa tinggal di sana ya terpaksa saya pindah," tuturnya.
Alasan lain di balik keengganan Nyoman pindah adalah karena anaknya yang terakhir masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan yang berada di dekat rumahnya sekarang.
Nyoman juga mengungkapkan, sebenarnya ia telah diminta oleh anaknya yang tinggal di Denpasar untuk pindah ke sana.
"Saya belum kepikiran. Kalau bisa aman di desa, saya tinggal di desa, anak-anak tinggal di Denpasar," ucap Nyoman.
Senada dengan Nyoman, Wayan Karyasa juga enggan pindah ke desa atau wilayah lain yang berada di zona aman, meski kini Gunung Agung sedang bersiap memuntahkan lahar.
Bagi dia, masa depannya tetap berada di Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem yang juga masuk ke dalam zona bahaya letusan Gunung Agung.
Keengganan Wayan untuk pindah ke daerah lain juga dikarenakan dirinya sudah sejak kecil tinggal di desa itu.
"Sejak kecil sudah di situ, nenek moyang saya ada di situ," ujar Wayan.
Hal ini juga tak jauh beda dengan pemikirian I Luh Rening yang berasal dari Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem.
"Enggak pengen pindah rumah saya," kata I Luh. Rifan Financindo
sumber: cnnindonesia
Baca juga:
SOSIALISASI INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI | Rifan Financindo
Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan| RifanFinancindo
Waspada Investasi Bodong, Ada Baiknya Anda Mengenal Lebih Baik Perdagangan Berjangka | PT Rifan Financindo
Pialang Berjangka PT Rifan Bidik 200 Investor Baru di Semarang | Rifan Financindo Berjangka
Rifan Financindo Targetkan 200 Nasabah Baru | Rifan Financindo Jakarta
Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi | PT Rifan Berjangka
Rifan Financindo Berjangka Incar Kenaikan Nasabah 53% di Jawa Tengah | Rifan Berjangka Jakarta
Pialang Prihatin Banyak Investasi Bodong Beroperasi | PT Rifan
Perdagangan Bursa Berjangka Menjanjikan Imbal Hasil Besar dan Resiko Besar | Rifan Berjangka
Bursa Berjangka 2017, BBJ Siapkan 23 Pusat Pelatihan | Rifan Financindo Axa Tower
Nasabah Bursa Berjangka di Semarang Kontribusi Besar di BBJ | PT Rifan Financindo Berjangka
RFB Dorong Edukasi Perdagangan Berjangka Komoditi | PT Rifan Financindo Axa Tower
Industri PBK Tumbuh di Tengah Rendahnya Pemahaman Masyarakat | PT Rifan Jakarta
Bursa Berjangka Dikenalkan di Semarang | PT Rifan Berjangka Jakarta
Investasi Perdagangan Berjangka di Indonesia Timur Belum Tergarap | Rifan Financindo Axa Jakarta
Kenapa Investasi Bodong Menjamur dan Makan Banyak Korban? | RifanFinancindoBerjangka
Banyak Masyarakat Belum Paham PBK | Rifan Axa
Tingkatkan Potensi Perdagangan Berjangka Komoditi, RFB Lakukan Sosialisasi Bersama BBJ & KBI | PT. Rifan Financindo