top of page

Selain Whatsapp, 8 Aplikasi Ini Juga Diblokir di China | PT Rifan Financindo


Jakarta, RifanFinancindo - China menyatakan akan lebih membuka ekonominya kepada dunia. WTO (Organisasi Perdagangan Dunia PBB) juga mendesak pemerintah China agar membuat perdagangannya lebih terbuka.


Hal ini terjadi lantaran pemerintah China terlalu ketat memberi aturan penyensoran terhadap aplikasi asing di negara tersebut. Biasanya ada dua alasan dibalik kebijakan penyensoran, politik dan ekonomi.

Belakangan, pemerintah China terus memperkuat sensor negaranya yang dikenal sebagai Great Firewall, meniru istilah peninggalan sejarah terkenal di China, Great Wall (Tembok Besar China).

Berikut beberapa aplikasi yang tidak akan ditemukan di negara tirai bambu tersebut, seperti dikutip dari CNNTech.

1. Google Pelbagai layanan Google tak dapat diakses dari China. Layanan Gmail hingga pencarian Google, semua tak bisa digunakan.


2. Facebook Media sosial Facebook sudah tak bisa diakses di China sejak 2009. Saat itu, popularitas Facebook tengah meledak di dunia. Pemerintah China segera membentengi negaranya. Kebijakan ini membuat aplikasi media sosial lokal berkembang.


3. Instagram Instagram ditolak pemerintah China setelah protes kelompok pro-demokrasi di Hongkong pada 2014 lalu mencuat. Sebab, saat itu Instagram digunakan untuk mempopulerkan gerakan protes tersebut lewat #OccupyCentral, demikian dilaporkan The Verge.


4. Twitter Twitter juga menjadi salah satu momok bagi pemerintah China. Pasalnya, pada 2009 peristiwa Arab Spring dan Revolusi Hijau Iran dipelopori dari media sosial ini.


5. Snapchat Layanan media sosial yang populer di kalangan generasi muda ini juga tak mendapat tempat di China.

Serupa dengan larangan Google dan Facebook, larangan ini sepertinya juga untuk melindungi pasar domestik China dari serangan perusahaan barat. Hal ini dilakukan pemerintah agar usaha lokal punya waktu untuk mengembangkan jaringan sendiri.


6. Pinterest Baru tahun ini Pinterest ikut dilarang di China. Sebelumnya, layanan berbagi konten itu bebas diakses di negeri itu lantaran konten yang dibagi di platform ini termasuk kategori "aman".


Biasanya orang hanya berbagi hobi mereka di Pinterest. Namun, alasan perlindungan pasar dalam negeri melatari kebijakan ini, ketimbang alasan politik.


7. Website Beijing melakukan sensor terhadap ribuan website, hasil pencarian juga disensor. Website yang disensor tak hanya terkait pornografi, tapi juga situs-situs yang mengkritik pemerintah komunis China atau yang mengangkat isu sensitif seperti hak asazi manusia.


8. E-book dan video Pemerintah China juga membuat sensor ketat terhadap konten digital. Konten Apple iBook dan iTunes Movies yang menawarkan streaming karakter Disney dimatikan.


Bahkan pemerintah China juga membatasi beredarnya film barat di bioskop-bioskop di China. Dalam setahun, hanya 34 judul film barat yang boleh diputar di berbagai bioskop.


Meski dilarang, warga China sebenarnya masih bisa mengakses berbagai layanan tersebut menggunakan layanan VPN. Namun belakangan, pemerintah China juga berencana untuk memblokir berbagai aplikasi dan layanan VPN di negaranya tersebut.

Apple bahkan dikabarkan telah menghapus berbagai aplikasi VPN di App Store miliknya demi mengikuti kemauan pemerintah China itu. Rifan Financindo



sumber: cnnindonesia



Baca juga:

bottom of page