Jakarta, Rifan Financindo - Para peneliti berencana untuk memanfaatkan momen spesial Super Blue Blood Moon dengan mempelajari bulan menggunakan kamera pelacak panas.
Saat Super Blue Blood Moon berlangsung Rabu (31/1/2018), sejumlah peneliti dari NASA akan memeriksa suhu permukaan bulan yang menurun secara drastis saat gerhana berlangsung.
"Selama gerhana bulan, suhu dari permukaan bulan seakan berubah dari sepanas oven menjadi sedingin lemari es hanya dalam beberapa jam," ujar salah satu peneliti NASA Noah Petro, seperti detikINET kutip dari situs resmi NASA, Sabtu (27/1/2018).
Untuk diketahui, cepatnya permukaan bulan kehilangan panas tergantung pada ukuran bebatuan dan karakteristik dari material yang dikandungnya, termasuk komposisi dan teksturnya.
Normalnya, perubahan temperatur terjadi secara stabil saat transisi Bulan dari sisi gelap ke terang, begitupun sebaliknya, ketika satelit alami ini mengorbit Bumi dan berusaha untuk mendapatkan cahaya Matahari.
Saat Bulan melengkapi satu putaran terhadap Bumi, maka sama halnya dengan sehari di sana, atau sama dengan 29,5 hari di Bumi (kurang lebih sama dengan sebulan).
Pada saat fenomena gerhana bulan terjadi, perubahan suhu tersebut akan terjadi dengan tingkatan yang paling cepat.
Nantinya, Petro dan sejumlah koleganya akan melakukan penelitian terhadap perubahan panas yang terjadi pada beberapa titik di permukaan Bulan, dengan mengambil tempat di Haleakala Observatory, Maui, Hawaii.
Data yang didapatkan, diharapkan dapat membantu mereka untuk memahami karakteristik dari regolith, campuran dari debu dan bebatuan lapuk yang melapisi permukaan bulan, serta mengapa hal tersebut selalu berubah.
Informasi seperti itu akan berguna untuk hal-hal yang sifatnya praktis, misalnya mencari titik pendaratan yang baik. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat membantu para peneliti untuk memahami evolusi dari permukaan Bulan.
"Studi ini bisa membantu kami untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh yang diperlukan untuk mengubah permukaan Bulan terkait dengan hal-hal yang sifatnya geologis," pungkas Petro. PT Rifan Financindo
sumber: detik
Baca juga:
Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah | PT Rifan Financindo
Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi | PT Rifan Financindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu | PT Rifan Financindo Berjangka Axa Tower
Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan | Rifan Financindo
Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor | PT Rifan
Rifan Financindo Intensifkan Edukasi | RifanFinancindo
Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi | Rifan Financindo Berjangka
Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai | Rifan
Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB | PT. Rifan Financindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan | PT. Rifan
Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras | RifanBerjangka
JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya | PT. Rifan Financindo
RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun | PT RifanFinancindo
PT RFB Gelar Media Workshop | PT RFB
Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK | PT RifanFinancindo Berjangka
RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat | RFB